SYDNEY – Pemerintah Australia menyatakan akan meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia terkait pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Angkatan Laut (AL) Australia. Sebelumnya, AL Australia mendepak pencari suaka masuk ke wilayah Indonesia. "Kami sudah diberi tahu mengenai `pelanggaran tidak disengaja` yang terjadi beberapa hari terakhir dan segera diberi tahu kepada AL Indonesia," ujar Menteri Imigrasi Australia Scott Morisson, seperti dikutip Reuters, Jumat (17/1/2014). Morrison mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop sudah berupaya menghubungi Menlu Marty Natalegawa untuk membahas masalah ini. Namun, menurut Morrison, Menlu Marty tidak dapat dihubungi. "Permintaan maaf secara formal akan diserahkan oleh Kedutaan Besar Australia (di Jakarta) Jumat ini," lanjutnya. AL Australia beberapa pekan terakhir mendepak kapal pencari suaka yang berusaha menyentuh daratannya. Para pencari suaka tersebut kemudian diarahkan kembali ke Indonesia dengan diberikan logistik dan bahan bakar. Pendepakan terbaru yang dilakukan oleh pihak Australia dilaporkan terjadi pada awal pekan ini. Menurut Fairfax Media, Kamis 16 Januari 2014, yang mendapat keterangan dari Kepolisian Indonesia, kapal tersebut berisi 25 penumpang dari Bangladesh dan Myanmar. Kapal diawaki oleh dua orang warga Indonesia. Seorang warga Bangladesh yang diketahui bernama Snilul mengakui bahwa AL Australia melepaskan tembakan ke udara untuk menakuti mereka. Beruntung tidak ada yang terluka dalam kejadian ini. Mengenai pendepakan terhadap pencari suaka yang masih terus terjadi, Morrison mengaku akan tetap melakukan kebijakan tersebut. "Kami akan tetap mengutarakan permintaan maaf, terutama dengan apa yang terjadi dengan pihak Indonesia saat ini. Tetapi kami tidak menghentikan kebijakan tersebut, karena kami dipilih untuk melakukan tugas yaitu menghentikan kapal (pencari suaka)," jelas Morrison. (faj)