'Bangun Generasi Emas', FKIP Narotama Ajak Guru PAUD Peduli Gizi Anak Sejak Dini
05 November 2025, 13:06:26 Dilihat: 52x
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Narotama kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini melalui kegiatan webinar bertema “Membangun Generasi Emas dari Usia Dini” (1/11/25).
Webinar menghadirkan narasumber Muchamad Arif, S.Pd., M.Pd, Dosen Program Studi PG-PAUD sekaligus Kepala Unit Penjaminan Mutu (UPM) FKIP Universitas Narotama. Dalam pemaparannya, Muchamad Arif menjelaskan bahwa tema ini dipilih sebagai bentuk kontribusi FKIP terhadap upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, di mana kualitas sumber daya manusia harus dibangun sejak usia dini.
“Kita masih menghadapi persoalan serius seperti gizi buruk dan stunting. Hal ini akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik dari segi kognitif maupun psikomotor, dan tentu berdampak pada masa depan bangsa,” ujar Muchamad Arif.
Menurutnya, periode usia 0–6 tahun merupakan fase emas perkembangan anak. Karena itu, edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan deteksi dini stunting menjadi hal yang tidak bisa diabaikan oleh guru PAUD maupun orang tua.
Webinar ini diikuti oleh 197 peserta yang terdiri dari guru PAUD, mahasiswa, serta praktisi pendidikan anak usia dini. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul selama sesi diskusi, terutama mengenai strategi menghadapi kebiasaan orang tua yang masih memberikan makanan ringan kurang bergizi kepada anak.
Muchamad Arif memaparkan inisiatif sederhana yang bisa diterapkan di lembaga PAUD, yakni program “Piring Berbintang”. Melalui kegiatan ini, anak-anak diminta membawa bekal dari rumah yang kemudian dinilai berdasarkan kelengkapan gizinya, sesuai konsep Isi Piringku.
“Misalnya, kalau anak hanya membawa nasi dan mi, berarti baru bintang satu. Tapi kalau sudah ada nasi, sayur, lauk, dan buah, itu bisa bintang lima. Dengan cara ini anak dan orang tua belajar mengenali pola makan sehat secara menyenangkan,” jelasnya.
Selain memberikan edukasi, kegiatan ini juga mendorong kolaborasi antara guru PAUD, orang tua, dan lembaga kesehatan seperti puskesmas untuk melakukan deteksi dini terhadap stunting dan gizi buruk. Muchamad Arif menegaskan bahwa dukungan aktif dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar program pemerintah terkait pencegahan stunting dapat berjalan efektif di lapangan.
“Kalau tidak ada pemeriksaan kesehatan dari puskesmas, sekolah bisa secara aktif berkoordinasi atau menyurati dinas kesehatan setempat. Kita semua harus berperan, karena masa depan bangsa bergantung pada tumbuh kembang anak-anak hari ini,” imbuhnya.
Menutup sesi wawancara, Muchamad Arif menyampaikan bahwa FKIP Universitas Narotama berencana menindaklanjuti kegiatan ini dengan seri webinar lanjutan dan kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan guru-guru PAUD.
“Kita ingin agar kegiatan seperti ini tidak berhenti di forum diskusi saja. Akan ada upaya nyata untuk membangun kesadaran bersama bahwa generasi emas harus disiapkan sejak usia dini,” tutupnya.
Dengan terselenggaranya webinar ini, FKIP Universitas Narotama berharap dapat terus menjadi bagian dari gerakan nasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak usia dini, sebagai langkah nyata menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045.