PYONGYANG – Negeri serba tertutup, Korea Utara (Korut), diketahui hanya memperbolehkan warga mereka memiliki potongan rambut sesuai yang direstui negara. Kali ini, Pyongyang melarang warganya menggunakan gaya pakaian ala kebudayaan Barat jelang Konferensi Tahunan Partai Pekerja.
Selain melarang penggunaan tindik, warga Korut juga dilarang menggunakan celana jeans. Aturan baru tersebut diberlakukan di Provinsi Hamgyong Utara dan Yanggang. Kedua provinsi tersebut berbatasan langsung dengan China. Di area perbatasan tersebut, warga memiliki akses yang lebih mudah dengan informasi dari luar termasuk budaya.
Larangan tersebut pertama kali diketahui oleh sejumlah wartawan lepas di situs berita Rimjin-gang. Aturan tersebut diyakini sebagai bagian dari perluasan usaha rezim Korut menghilangkan kapitalisme dari tengah masyarakat. Korut dikenal anti terhadap kebudayaan Barat dalam bentuk apapun. Mereka yang dituduh anti-sosialis dipastikan masuk ke “kamp pekerja”.
“Semakin banyak warga Korut yang terobsesi dengan kebudayaan Barat. Razia terhadap kebudayaan Barat itu akan terus berlangsung hingga berakhirnya konferensi Partai Pekerja,” ujar seorang wartawan lepas asal Jepang, Ishimaru Jiro, dilansir Telegraph, Senin (18/4/2016).
Sejumlah anak muda yang diklaim sebagai loyalis Kim Jong-un diduga telah disiapkan untuk melakukan operasi di jalanan bagi para pelanggar. “Mereka menargetkan barang-barang yang bertendensi kapitalis seperti rok panjang, bentuk sepatu, kaus, gaya rambut, dan pakaian,” ungkap Rimjin-gang.
Para pemuda yang bergabung di relawan Serikat Pemuda Korut (NKYU) juga akan menyasar perempuan single yang ketahuan berbisnis di pasar yang mana juga dilarang. Relawan NKYU berisi anak-anak muda berusia 15 tahun ke atas yang bersumpah mengurangi kebobrokan moral publik.