TEHERAN – Iran pada Kamis 10 Maret, menyanggah klaim bahwa uji coba misil yang mereka lakukan pada pekan ini melanggar perjanjian nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dan Dewan Keamanan (DK) PBB.
Kantor berita IRNA mewartakan, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran, Hossein Jaberi Ansari mengatakan misil tersebut termasuk ke dalam kategori senjata konvensional yang digunakan sebagai pertahanan dan bukan dibuat untuk membawa hulu ledak nuklir.
Sebagaimana dilansir dari USA Today, Jumat (11/3/2016) pada pekan ini, Iran memang dua kali melakukan uji coba misil, dan dilaporkan salah satu misil tersebut bertuliskan ‘Israel harus dilenyapkan dari muka bumi’ dalam bahasa Ibrani.
Dikabarkan, para pejabat Iran memaparkan bahwa tulisan dalam bahasa Ibrani itu dibuat oleh para pekerja di lapangan dan bukan diperintahkan oleh para petinggi militer.
Banyak pihak yang menganggap uji coba misil ini sebagai bentuk pelanggaran terhadap perjanjian nuklir. Namun, hal ini juga ditepis oleh Jendral Amir Ali Hajizadeh yang menjabat sebagai komandan dari Pasukan Garda Revolusi Iran, ia mengatakan bahwa Iran berhak mengadakan uji coba Misil.
Ia juga menyatakan bahwa Negeri Para Mullah tidak tertarik untuk memulai perang dengan negara manapun, termasuk Israel. Dilaporkan, Menteri Luar Negeri Israel mengutuk uji coba tersebut dengan mengklaim bahwa hal ini melanggar perjanjian nuklir yang didasari oleh resolusi PBB.