Periskop 2016: Konflik Rusia-Turki Awal Peta Baru Dunia
06 Januari 2016, 09:00:38 Dilihat: 333x
JAKARTA – Tahun 2015 menjadi awal perseteruan yang dilakoni dua negara besar yakni Rusia dan Turki. Hal itu ditandai dengan adanya satu insiden pada 24 November 2015, dan pada akhirnya kedua negara tersebut berpotensi terlibat perang terbuka.
Satu insiden itu adalah ditembak jatuhnya jet tempur Sukhoi Su-24 Rusia oleh pesawat F-16 milik Angkatan Udara (AU) Turki. Hal itu dilakukan otoritas keamanan Turki karena jet tempur Su-24 Rusia dinilai telah melanggar kedaulatan wilayah udara negaranya.
Menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membela tindakan AU-nya, jet tempur Su-24 Rusia telah melanggar kedaulatan wilayah udara Turki dan mengabaikan 10 kali peringatan yang telah disampaikan AU Turki.
Namun, hal itu dibantah oleh pemimpin Rusia. Menurut Presiden Vladimir Putin, jet tempur Sukhoi-nya saat itu sama sekali tidak melanggar wilayah udara Turki.
Terlepas dari argumen kedua kubu, pada akhirnya insiden Sukhoi tersebut telah membuat pecahnya hubungan kedua negara yang sedianya saling membutuhkan. Berbagai dampak pun bermunculan pasca-terjadinya insiden itu.
Mulai meningkatnya aktivitas militer Rusia-Turki di perbatasan Suriah, rusaknya hubungan bilateral kedua negara di berbagai sektor, hingga sanksi ekonomi yang dijatuhkan Rusia kepada Turki.
Lantas, bagaimanakah nasib hubungan kedua negara pada 2016?