TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Kesehatan Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang, Yasuhisa Shiozaki (53) akan bergerak lebih aktif dan lebih luas lagi menghadapi wabah demam berdarah (DB) yang saat ini sedang melanda Jepang.
Setidaknya hingga Senin (15/9/2014), 115 orang korban DB dirawat di rumah sakit di 17 kota di Jepang.
"Masih ada tempat di mana tidak cukup dalam manual, kami ingin mengambil langkah-langkah sebanyak mungkin bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan peninjauan kembali agar kasus DB ini segera dapat diselesaikan," kata Shiozaki, Minggu (14/9/2014).
Berbagai pejabat instansi kesehatan Jepang kini melakukan perubahan penanganan dengan memperluas radius monitor sekitar taman dan danau di berbagai tempat di Jepang yang tadinya 50 meter kini dimonitor dengan radius 100 meter. Gunanya untuk mencegah penyebaran infeksi DB ke masyarakat.
DB di Jepang dimulai sejak 27 Agustus bulan lalu dan saat ini muncul rumor bahwa hal itu sengaja dibuat oleh oknum perusahaan farmasi asing karena ingin menjual vaksin buatan mereka. Keanehan terlihat dari penyebaran dimulai dari Taman Yoyogi yang ada di tengah Kota Tokyo dan perusahaan farmasi asing itu. DB tidak terdeteksi di bandara udara maupun di pelabuhan laut, pintu masuk suatu negara.