Warga Terdampak Tsunami Tolak Perubahan Lokasi Relokasi
06 Januari 2019, 09:00:00 Dilihat: 695x

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengusulkan lokasi relokasi warga terdampak bencana tsunami Selat Sunda di wilayah Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda. Di lahan seluas enam hektare itu rencananya akan dibangun sejumlah rumah yang diperuntukkan khusus bagi korban tsunami.
Plt Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto mengatakan, pemilihan lokasi ditetapkan berdasarkan hasil survei tim di lapangan. Berbagai alasan jadi penyebabnya.
Sebelumnya, diusulkan agar warga terdampak tsunami direlokasi ke Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa. Namun, kondisi wilayah yang tidak memungkinkan membuat Nanang dan pihak Pemkab Lampung Selatan mempertimbangkan kembali dan menggantinya dengan wilayah lain.
Kondisi lahan Desa Way Muli memerlukan adanya pematangan lahan atau land clearing. Hal itu, kata Nanang, akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
"Kalau dibangun di tempat yang sama, itu sama saja kita merencanakan pembunuhan. Makanya kita cari lokasi yang aman untuk warga, karena bencana alam ini tak bisa diduga," ujar Nanang, Jumat (4/1).
Selain itu, kawasan tersebut juga termasuk ke dalam kawasan rawan longsor yang tertera dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Selatan.
Sedangkan untuk hunian sementara, lanjut Nanang, pihaknya telah menyiapkan tempat di eks Hotel 56 Kalianda untuk 128 kepala keluarga dari daerah pesisir yang masuk wilayah Kecamatan Rajabasa.
"Jika dirasa memang tidak cukup, maka kami akan buatkan shelter-shelter di halaman bekas Hotel 56 Kalianda itu," tambah Nanang.
Penolakan warga
Usulan anyar terkait lokasi relokasi itu memantik respons warga terdampak tsunami Selat Sunda. Sebagian warga menolak usulan tersebut dan tak mau tinggal jauh dari desa yang telah ditinggalinya selama bertahun-tahun.
"Ya, kan, desa ini tempat kami mencari nafkah sebagai nelayan. Dan, di sini juga kami membangun. Kami ingin tetap di sini," ujar salah seorang warga Desa Kunjir, Nurlaila, saat ditemui di tenda pengungsian.
Jika pun pemerintah berencana untuk merelokasi, Laila berharap lokasi yang dipilih tak terlalu jauh dari tempat mereka sebelumnya.
"Saat Pak Jokowi datang, kami sudah bicara langsung dan mau direlokasi. Tapi tempatnya jangan jauh dari tempat tinggal kami semula, Pak Jokowi mau mendengarkan keluhan kami," ungkap Laola.
Hal yang sama juga dikatakan Bakri, warga Desa Sukaraja, yang rumahnya rata dengan tanah akibat terjangan gelombang tsunami. Dia pun menolak jika harus direlokasi ke lokasi anyar yang terbilang jauh dari Sukaraja.
"Saya, sih, setuju aja kalau mau direlokasi sama pemerintah daerah. Tapi, relokasinya ya, jangan jauh dari tempat tinggal saya sebelumnya," ujar Bakri.
Bakri dan sejumlah warga yang menolak merasa takut jika lokasi hunian yang baru membuat mereka kehilangan mata pencahariannya sebagai nelayan.
"Saya takut nanti bingung mau kerja apa kalau tempat tinggalnya jauh dari laut," kata Bakri.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Visiting Professor, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.