Pengamat Sosial Imbau Demonstran Urungkan Aksi Bela Islam 212
28 November 2016, 08:59:37 Dilihat: 363x
JAKARTA - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) akan akan menggelar aksi demonstrasi Bela Islam Jilid III, dengan tuntutan agar Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan Agama.
Pengamat sosial Intan Erlita mengimbau demonstran membatalkan rencana aksi demonstrasi pada 2 Desember 2016 itu. Pasalnya, demostrasi disertai salat Jumat di sepanjang Jalan MH THamrin-Sudirman, Jakarta itu rentan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. "Imbauan saya sebaiknya dibatalka saja demonya. Ini kayaknya demo uda enggak murni dan sudah ditumpangi. Kepada meraka yang mau demo mungkin saja kita punya visi dan misi maunya murni, tapi kita tak pernah tahu itu ditunggangi ya kan? Sebaiknya lebih dipikirkan lagi yang mau demo itu," kata Intan saat berbincang dengan Okezone, Senin (28/11/2016).
Menurutnya, ada kepentingan asing dari kegiatan demonstrasi, yakni untuk membuat kondisi ekonomi Indonesia terpuruk dan semakin tertinggal dari negara lainnya.
"Investasi jangka panjangnya seperti itu dan mulai ada yang campur tangan dalam tanda kutip ya asing. Mereka ini mengambil kesempatan dari isu sensitif agama dan orang Indonesia kalau berhubungan soal agama itu bersatu. Bagaimana pun setiap agama di Indonesia mengajarkan kedamaian," imbuh Intan.
Lebih lanjut, Intan menganggap, bangsa asing tidak ingin melihat Indonesia berpegang kepada budaya Nusantara yang sopan dan santun, serta menghargai perbedaan.
"Karena orang kita itu sangat berpegang erat pada agama, kalau urusan agama itu gampang sekali untuk kita berdiri dan bersatu. Dari kita kecil itu sudah suka gotong royong, sehingga kalau ada yang merasa disakiti kita itu mudah untuk bersatu," pungkas Intan.