TRIBUNNEWS.COM, MADINAH -- Hingga hari ke delapan kedatangan Jemaah calon haji Indonesia di Madinah sudah ada enam orang yang meninggal dunia. Rata-rata Jemaah yang wafat diakibatkan serangan jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah, Faishal menjelaskan bahwa penakit jantung disebabkan beberapa hal seperti hipertensi atau diabetes yang kemudian bermanifestasi terhadap fungsi dan kemampuan jantung. Biasanya serangan jantung ditandai dengan sesak nafas dan sakit dada.
Sebaiknya jemaah yang memiliki riwayat penyakit jantung memperhatikan obat-obat yang biasa dikonsumsinya. Jangan sampai dikarenakan terlalu semangat beribadah melupakan kesehatannya dengan tidak meminum obat yang diberikan dokter yang menangani saat di tanah air.
“Selain obat-obatan yang perlu dikonsumsi, hal lai yang perlu diperhatikan Jemaah adalah aktivitas yang akan dilakukan pada saat mereka melakukan ibadah haji,” kata Faishal di BPHI Madinah, Jumat (28/8/2015).
Dikatakannya Jemaah sebaiknya selama di Madinah tidak terlalu berlebihan dalam melakukan ibadah-ibadah sunah, tetapi harus pandai membagi waktu istirahat untuk mempersiapkan diri menghadapi ibadah utamanya yaitu ibadah haji pada saat berada di Makkah.
“Jangan terlalu diporsir ke arah-arah ibadah yang memang tidak utama sehingga dengan demikian dia akan fokus pada ibadah-ibadah yang utamanya yaitu ibadah haji dan umrah,” ujarnya.
Bagi Jemaah yang mengidap penyakit jantun pun perlu memperhatikan asupan cairan ke dalam tubuh. Perbedaan suhu udara antara Arab Saudi dengan di tanah air mengakibatkan Jemaah harus lebih banyak minum. Tetapi perlu diperhatikan juga bagi anda penderita penyakit jantung tidak boleh mengkonsumsi cairan yang berlebihan karena akan memperberat kerja jantung.
Memang, kebanyakan Jemaah karena terlalu focus beribah mengakibatkan menjadi lupa minum obat sesuai ketentuan. Selain itu ada hal lain yang mengakibatkan Jemaah malas meminum obat untuk penyakit jantung karena efek sampingnya membuat orang mudah ingin buang air kecil.
“Kadang orang lupa minum obat karena terlalu fokus pada ibadahnya atau karena lupa kadang obat-obata-obatannya jarang diminum. Beberap kasus yang masuk ke BPHI rata-rata mereka (Jemaah) meminum obatnya saat ada keluhan saja, seperti pusing atau saat kakinya bengkak, mereka baru minum obat,” ungkapnya.
Sumber