Pengamat: Penarikan Dubes Brasil & Belanda Bersifat Sementara
19 Januari 2015, 08:28:43 Dilihat: 816x
JAKARTA - Pengamat hukum internasional Universitas Islam Indonesia (UII) Jawahir Tantowi menilai, protes keras pemerintah Brasil dan Belanda atas eksekusi mati warga negara mereka, dengan menarik duta besar (dubes) dari Indonesia, adalah sikap yang wajar.
Sebagai dubes, salah satu tugas yang diemban adalah melindungi warganya di Indonesia. Menarik diri dari Indonesia, merupakan upaya pembelaan bagi warga negaranya.
“Itu adalah hal yang wajar, namun tidak serta merta memutuskan hubungan diplomatis bagi Indonesia. Penarikan Dubes bagi kedua negara itu hanya upaya bentuk protes,” terang Jawahir saat dihubungi Okezone.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia itu menuturkan, keputusan pemerintah mengeksekusi mati pengedar narkoba juga merupakan tindakan tepat. Hukuman berat memberi efek jera bagi pelaku lainnya, khususnya warga negara asing.
“Jika dengan dalih hak asasi manusia (HAM) mereka protes, maka penegakan hukuman itu dapat dilakukan dengan nilai norma-norma di masyarakat. Dari segi perspektif hukum Islam juga diperbolehkan. Jika dia pemberontak yang membahayakan orang banyak, sama halnya dengan narkoba yang membahayakan generasi muda bangsa,” tutur Jawahir.
Jawahir pun yakin, penerikan Dubes Brasil dan Belanda dari Indonesia tidak akan berlangsung lama. Ini berkaca dari pengalaman sempat memanasnya hubungan Indonesia dengan Australia terkait kasus spionase beberapa waktu lalu.
"Sekarang sudah baik kembali, ini karena kepentingan kedua negara. Sama halnya dengan Brasil dan Belanda pasti memiliki kepentingan nantinya dengan Indonesia. Keputusan hukuman mati ini sudah benar demi generasi muda bangsa,” pungkasnya.