Bambang menyerahkan sapi ke panitia kurban (Foto: Arie Yoenianto/Koran Sindo)
PASURUAN - Hidup serba susah ternyata bukan penghalang untuk berbagi ke sesama. Sepanjang didasari niat yang tulus, tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini.
Seperti dilakukan Bambang (52), seorang penarik becak yang biasa mangkal di selatan Alun-alun Kota Pasuruan, Jawa Timur. Karena rajin mengumpulkan uang receh selama bertahun-tahun, keinginannya untuk berkurban pada Hari Raya Idul Adha 1434 Hijiriah terkabul. Dari hasil menabung, ia bisa membeli seekor sapi seharga Rp13 juta.
Bambang dengan tekun menyimpan uang recehan dari hasil mengayuh becak. Bukan di dalam celengan atau bahkan di bank, uang receh dari pecahan Rp500 hingga Rp50 ribu ia simpan di sebuah kotak di bawah bangku becaknya.
Ia tak menyangka, uang hasil tabungannya telah mencapai Rp13 juta ketika dibuka beberapa hari lalu. Uang yang dikumpulkannya itu sudah cukup membeli seekor sapi.
“Saya sudah kepingin sejak lama untuk bisa kurban seekor sapi. Saya iri melihat orang bisa kurban setiap saat. Jalan satu-satunya, saya harus menabung. Saya yakin, kalau ada niat pasti akan terkabul keinginan itu,” ujar Bambang.
Untuk memenuhi kebutuhan hariannya, ia bergotong royong dengan istrinya, Mahmudah (46), yang bekerja sebagai tukang pijat panggilan. Karena serba pas-pasan, tak jarang ia harus merelakan kotak penyimpanan uangnya dibongkar. Semata-mata agar dapur pasangan suami istri yang buta huruf itu tak memiliki uang untuk makan, membayar tagihan listrik, atau membayar uang sekolah satu-satunya anak mereka.
Setiap hari belum tentu ia bisa membawa uang Rp20 ribu untuk kebutuhan rumah tangganya. Namun ia masih bisa menyisihkan tabungan dari uang yang diterima dari pelanggan abonomennya. Dua pelajar yang setiap hari memanfaatkan jasa dan tenaganya membayar Rp3.000 sekali jalan.
Ayah dari Yosi Kurniawan, siswa kelas 2 SMKN 2 Kota Pasuruan itu, bukan kali ini saja menyisihkan tabungannya untuk berkurban di Idul Adha. Beberapa tahun lalu, ia telah menyumbangkan seekor kambing untuk disembelih. Setahun lalu, ia berkurban dua ekor kambing di masjid yang tidak jauh dari rumahnya.
“Untuk membeli dua ekor kambing kurban, saya juga mengambilnya dari kotak celengan di bangku becak. Alhamdulillah, sisa tabungan itu terus saya tambah agar bisa membeli seekor sapi,” tuturnya.
Nur Salim Jamil, Takmir Masjid Al Ikhlas, mengaku terharu dengan niat tulus dan keikhlasan yang ditunjukkan seorang jamaahnya. Dalam kesehariannya, Bambang dikenal suka membantu meski ia habis bekerja mengayuh becak.
“Kami berharap, niat tulus ini menjadi motivasi bagi jamaah lainnya untuk bisa berkurban. Karena meski keadaan ekonominya pas-pasan, ternyata ia bisa menyisihkan uang dan berkurban. Semua itu didasarkan niat yang tulus dan ikhlas,” kata Nur.