JOMBANG - Menjelang Idul Adha 1434 H, peternak kambing di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, justru banyak yang gulung tikar. Lonjakan harga pakan menjadi penyebab peternak tak lagi melanjutkan usaha.
Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar memukul hampir segala sektor perekonomian masyarakat. Dampaknya pun dirasakan para peternak kambing.
Sutrisno, seorang peternak di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, mengaku, tinggal seorang diri bertahan menjalankan bisnis jual beli ternak. Empat peternak lain di desanya sudah gulung tikar.
Pemicunya, harga pakan kambing naik hingga 50 persen, dari yang semula Rp1.800 per kilogramnya kini menjadi Rp3.000. Pakan kambing merupakan fragmentasi dari campuran bungkil kopra sawit, bungkil kopra kelapa, katul, rending kangkung, dan jagung.
“Kenaikan harga pakan bagi kami sangat memberatkan,” akunya, Jumat (27/9/2013).
Jumlah hewan kurban yang dijualnya pun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Bila biasanya ia menyediakan 200 ekor kambing pada Idul Adha tahun lalu, kini hanya 40 ekor.
Ia tak menampik, kenaikan harga pakan itu berdampak pula dengan melonjaknya harga hewan kurban tahun ini.
“Kalau harga kambing sehabis Lebaran ini menurun, bisa-bisa saya ikut teman-teman lainnya. Tidak jualan lagi. Solusinya ya harga kambing tetap tinggi atau harga pakannya diturunkan,” pungkasnya.