Ini Alasan Polisi Tak Beri Izin Dialog Keagamaan di Surabaya
16 Juni 2013, 00:55:10 Dilihat: 981x
Nurul Arifin - Okezone
ilustrasi keagamaan
SURABAYA- Kepolisian berencana akan membubarkan acara dialog keagamaan dengan teman "Textual Criticism: Membedah Beragam Varian Teks-teks Al-Kitab & Alquran" di Wisma Keuskupan, Jalan WR Supratman, Surabaya, karena tidak memiliki izin.
Hal ini dikatakan Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti saat dikonfirmasi, Rabu (12/6/2013). Dia pun membenarkan adanya panitia yang ditangkap
"Acara itu dinilai dapat memicu konflik. Kami memang sudah bersiaga di sana, tapi entah dari mana mereka mendapat informasi dan tiba-tiba menggruduk ke sana," kata Suparti.
Dia memastikan, sejak awal Kepolisian tidak setuju dengan digelarnya pelaksanaan acara tersebut bahkan beberapa kali panitia mengajukan izin namun ditolak. "Saat itu, memang tidak ada benturan fisik, karena kami langsung bereaksi dan mengamankan salah satu panitia acara," katanya.
Pembubaran Dialog Keagamaan Disesalkan
Sementara itu Ketua PV GP Ansor Kota Surabaya, Muhammad Asrori, menyesalkan adanya pembubaran acara yang dilakukan Gabungan Umat Islam Bersatu (GUIB) yang di dalamnnya terdapat unsur Front Pembela Islam (FPI).
"Peristiwa ini bukanlah sekali saja dan bukan pertama kalinya. Tindakan kekerasan berbasis agama acap kali dilakukan oleh FPI," kata Asrori secara terpisah.
Atas tindakkan tersebut, GP Ansor PC Kota Surabaya mengutuk keras tindakkan kekerasan. "Kami meminta agar pemerintah menindak tegas para pelaku kekerasan sesuai dengan hukum yang berlaku," tuturnya.
Senada dilontarkan oleh Ormas Pagar Nusa. Underbow Ormasy Nahdhatul Ulama (NU) menilai, tindakkan tersebut justru bertentangan dengan ajaran agama Islam yang cinta damai dan anti-kekerasan.
"Tingkah laku FPI itu adalah alarm kuning bagi masa depan hubungan antar-agama di Indonesia. Kami meminta agar aparat Kepolisian menindak tegas aksi main hakim sendiri dari FPI sebab tindakan itu sama saja dengan mengebiri tugas polisi sebagai aparat keamanan dan ketertiban," kata Ketua PP Pagar Nusa Moh Hasanuddin Wahid.