Remuk Redam Pengusaha hingga Pekerja yang Terlindas Corona
25 April 2020, 09:00:00 Dilihat: 330x

Jakarta -- Virus corona menginfeksi kehidupan Randi sebulan belakangan ini. Usaha cukur rambut yang sudah ia rintis sejak 2012 lalu di daerah Jakarta Selatan lesu.
Tak banyak lagi pelanggan yang ia layani. Dalam kondisi normal, tempat usahanya biasa melayani hingga 30 pelanggan. Tapi, sejak virus corona mewabah, pengunjung anjlok tajam.
Karena itulah, ia memutuskan untuk memulangkan empat orang karyawannya. "Karyawan saya pulangin. Pertama memang karyawan yang minta, tapi terus saya pulangin karena kan sepi juga," tutur Randi.
Setelah itu, ia mengelola tempat usahanya sendiri. Pada minggu pertama penerapan sistem kerja dari rumah (WFH), ia sempat tutup empat hari karena virus corona.
Namun, keharusan mencari nafkah demi menghidupi keluarga membuatnya tidak bisa lama-lama menutup usahanya. "Iya ini saya WFH minggu pertama tutup empat hari, tapi habis itu buka lagi karena kan cari nafkah. Terus PSBB tiga hari tutup, sekarang buka lagi. Ya mau gimana?" katanya.
Kini, ia memutuskan tetap membuka usahanya. Namun, usaha tidak seramai seperti biasanya. Di tengah penyebaran wabah virus corona, ia mengatakan mendapatkan lima konsumen saja sudah bersyukur.
Tak hanya Randi, putaran roda nasib yang sama juga dialami oleh Fika. Virus corona telah membuat pemilik bisnis katering untuk acara pernikahan harus merumahkan 16 orang karyawan.
Pasalnya, ia tidak lagi memiliki uang untuk membayar karyawannya. "Hancur lebur. Semua order di-cancel. Ditunda sampai ke waktu yang tidak bisa ditentukan. Sementara banyak pembatalan acara yang sebenarnya sudah di depan mata," ujarnya.
Kesibukan yang tiba-tiba hilang juga dirasakan Reza Rusdi. Pekerja lepas di bidang industri kreatif itu pun terpaksa harus betah di rumah dan meninggalkan kegiatan pengambilan gambar iklan untuk televisi yang digelutinya.
Lebih kurang sebulan sudah virus corona memaksanya harus menjalani aktivitas sebagai anak rumahan. Situasi yang tidak umum bagi Reza.
Maklum, biasanya setiap hari pasti keluar rumah untuk mengerjakan berbagai aktivitas seperti shooting, rapat dengan klien, bertemu talent, hingga mengedit materi untuk ditayangkan.
"Tadinya mau nekat, tapi seiring makin ketat kebijakannya ya klien takut sih. Apalagi waktu itu mau shooting sama KOL [Key Opinion Leader] akhir Maret, tapi ya ga jadi karena semakin ketat imbauannya. Izin keramaian juga kan mulai berhenti ditambah selebgram-selebgramnya juga mulai takut," jelas pria yang sering disapa Ajer itu.
Para pengusaha maupun pekerja lepas menyadari segala macam kebijakan guna memutus penyebaran COVID-19 adalah demi kebaikan orang banyak. Namun dampak ekonomi yang ditimbulkan membuat para pengusaha hanya bisa pasrah.
Menghadapi anjuran sekaligus tekanan untuk tetap di rumah, Ajer tak bisa berbuat banyak.
"Semua itu tergantung klien. Kliennya mau apa enggak nih shooting dengan konsep minimal dan menyesuaikan sama kondisi pas lagi WFH gini. Kalo gue sih untuk sekarang emang lagi enggak shooting. Tapi tetap mempersiapkan ide," terang Ajer.
Bantin Setir
Meski sama-sama menunggu pelanggan, Randi sedikit berbeda dengan Ajer. Selain tetap membuka tempat potong rambut, Randi juga memilih menawarkan jasa cukur dari rumah ke rumah sambil tetap memperhatikan masalah kebersihan.
Sementara Fika membanting setir dengan menjalankan bisnis katering harian yang belum pernah dijalankan sebelumnya. Inovasi menjadi hal penting di tengah berbagai keterbatasan.
Tak cuma pembaruan cara menjalankan bisnis, gaya hidup berbeda pun menjadi alternatif mengakali pemasukan yang mandek.
"Ketatin budget buat sehari-hari. Ya kalau normal paling enggak jajan di luar kaya kopi atau makanan. Apa lagi kalau ketemu klien gitu, kan makan ya? Nah sekarang paling seminggu beli kopi sekali, minggu depannya lagi jajan yang lain. Menahan diri, lah. Sekarang paling makan makanan rumahan, hehehe," kata Ajer.
Penerapan PSBB atau WFH yang tak pasti lantaran berpangkal pada ketidakjelasan sampai kapan virus corona dapat diredam membuat kekhawatiran masalah ekonomi masih terbersit.
Terlebih jika cicilan masih menjadi beban biaya bulanan seperti yang dialami Randi. Pilihan memutus layanan internet di tempat pangkas rambutnya menjadi kewajiban, demi mempertahankan kehidupan keluarga.
"Di masa PSBB ini kita enggak ada kepastian. Kalau saya kan pemasukannya harian, beda sama yang orang [gajian] bulanan. Kalau sekarang memang hampir drop enggak ada yang bisa dikerjain. Saya mencoba bertahan, berdoa terus sebisa mungkin, kalau ada pelanggan datang satu, ya tetap dilayanin. Anak saya ada tiga, belum lagi ada cicilan rumah, mobil, listrik, internet," papar pemilik Kapster Barbershop tersebut.
Harapan agar pandemi virus corona cepat berlangsung selalu ada dalam tiap rapalan doa para pengusaha. Tak semata masalah keuntungan yang membayangi, tetapi juga penghidupan orang lain yang terbayang.
"Ada tagihan listrik, tagihan armada operasional, perpanjangan KIR, pinjaman modal usaha dan lain-lain. Sulit orang usaha kalau enggak berhutang. Ya sebenarnya maklum soal PSBB mengingat bahayanya covid," ujar Fika.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.